Suryawinata Heinzelmann Architecture and Urbanism
- Kelvin Haryvaldo
- Oct 29, 2017
- 1 min read

Berbagai penghargaan dalam bidang arsitektur sudah diraih dan mempunyai beberapa cabang kantor di Rotterdam, Munich, dan Bandung. Ya, itulah Suryawinata Heinzelmann Architecture and Urbanism atau yang biasa disingkat SHAU, sebuah firm arsitektur yang sudah tidak asing di daratan eropa.
Dirikan pada tahun 2008 oleh Daliana Suryawinata dan Florian Heinzelmann. Dana, panggilan akrab Daliana, adalah arsitek Indonesia yang menyelesaikan studi S-1 di Universitas Tarumanegara pada tahun 2002. Dana sempat bekerja di Andramatin Architects dan Han Awal and Partners Architects setelah lulus. Setahun kemudian, ia melanjutkan studinya di Berlage Institue, Belanda. Setelah lulus, Dana bekerja di firm arsitektur ternama agar dapat mempelajari hal-hal penting yang tidak ditemukan di kantor biasa, seperti OMA, West 8, MVRDV dan USH. Dana merupakan lulusan urban design yang fokus pada sosial, sedangkan Florian lebih fokus ke ekologis dan arsitektur organik.
Daliana Suryawinata dan Florian Heinzelmann, urban desain dan arsitektur organik, sosial dan ekologis. Berbagai hal yang berbeda-beda itu mampu menghasilkan produk arsitektur yang sangat menawan, tidak ada duanya, dan tidak dapat ditemukan di firm arsitektur yang lain. SHAU sendiri selalu membuat design yang fokus pada masalah ekologis dan sosial, itulah yang menjadikan SHAU unik dan berbeda dari yang lainnya. Hal ini bisa kita buktikan pada desain micro librabry yang sangat unik, 2000 ember bekas es krim dijadikan sebagai dinding dan facade bangunan yang sangat artistik ketika dilihat dari luar. Selain terlihat artistik dan unik, penggunaan ember bekas es krim turut membantu menjaga lingkungan.
Commentaires